A.
Judul
Penggunaan Model
Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 2 Cimerak dalam KBM Menulis Slogan
B.
Penulis
Nama : Entin Supriatin, S,Pd. SD.
Tugas : SD Negeri 2 Cimerak, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
C.
Abstrak
dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: KBM menulis Slogan,
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, dan Model Pembelajaran Konstruktivisme
D.
Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis, sangatlah penting.
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan seruan ini, tentunya
ditujukan kepada setiap guru yang mengampu mata pelajaran ini, antara lain: (1)
setiap siswa memiliki potensi tersendiri untuk melakukan berbagai kegiatan
kreatif secara aktif dan inovatif dalam memenuhi tuntutan KBM menulis; (2)
potensi yang berbeda antarsiswa, menuntut adanya upaya strategis, agar
berlangsung proses belajar yang menyenangkan, yang diharapkan hal ini akan
berdampak pada berkembangkannya kemampuan mereka dalam memenuhi setiap tuntutan
KBM menulis; (3) setiap tuntutan dalam KBM menulis menghendaki kemampuan
tertentu, yang satu sama lain memiliki tingkat kesulitan berbeda, dan ini
tentunya memerlukan upaya profesional, agar setiap siswa bisa terlepas dari
kesulitannya; dan (4) hasil KBM menulis menunjukkan sebagian besar siswa kurang
mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Kondisi tersebut,
terbukti dalam KBM menulisslogan yang telah diselenggarakan guru dan siswa kelas
V SD Negeri 2 Cimerak, mayoritas siswa diketahui kurang mampu memenuhi tuntutan
pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil belajarnya kurang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.Berdasarkan hasil pengamatan guru
bahwa selama proses pembelajaran sedang berlangsung, antarsiswa tidak terjalin
saling memberi dan menerima masukan positif sehubungan dengan pemahaman
masing-masing terhadap setiap tuntutan pembelajaran.
Sesederhana apapun
konteks tulisan itu, tetap terikat oleh aturan, termasuk dalam menulis slogan.Tidak
sedikit siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak yang menghadapi kesulitan dalam
memenuhi setiap aturan di dalamnya. Seandainya saja proses KBM menulis sloganberlangsung
kurang baik, bisa jadi masalah ini menimbulkan konflik yang tidak diharapkan,
seperti antarsiswa tidak terjadi saling belajar, dan mereka enggan untuk
bertanya kepada guru, karena ruang geraknya terbatas. Persoalan ini,
mengindikasikan telah terjadi kevakuman bukan saja antarsiswa tetapi juga
antara guru dengan siswa. Jelas, konteks kegiatan belajar mengajar ini tidak
sesuai dengan tuntutan standar proses, yang mana ini merupakan bagian dari
standar nasional pendidikan. Menurut Mulyasa (2008: 25) “Standar proses adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan”. Ada beberapa
indikator dari tuntutan di dalamnya yang dikemukan Mulyasa (2008: 25), sebagai
bahan pemikiran bagi guru, tiga di antaranya tertulis berikut.
1.
Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
2.
Dalam
proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladan.
3.
Pelaksanaan
proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.
Berdasarkan kondisi
dan tuntutan di atas, diperoleh suatu pemikiran bahwa proses dan hasil belajar
siswa sangat bergantung pada pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Apabila setiap proses pembelajaran dikelola dengan memperhatikan
ketiga tuntutan tersebut, bukan hanya proses bejalar siswa saja yang akan
bermakna, hasil belajarnyapun kuat kemungkinan dapat mencapai sasaran yang
diinginkan. Sangat mungkin kekurangberhasilan proses KBM menulis slogan yang
sudah diselenggarakan guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, terkait
dengan masalah pengelolaan. Komponen yang sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan proses pembelajaran, selain komponen guru dan siswa, adalah pendekatan
yang digunakan, sebagaimana dikemukakan Iskandarwassid (2010:79) yang dikutip
berikut.
Dalam proses pembelajaran, komponen guru dan
siswa sangat menentukan keberhasilan mencapai target yang diinginkan. Selain
itu, komponen pendekatan yang diterapkan pun tidak kalah penting, karena
komponen ini menyangkut stabilitas guru dan siswa dalam KBM guna mencapai
kualitas yang diharapkan.
Bertolak dari
persoalan itu dan tuntutan harus adanya upaya strategis untuk mengatasinya,
penulis merasa terdorong untuk melakukan perbaikan mutu proses dan hasil KBM
menulis slogan dengan mengikuti alur penelitian tindakan kelas.
b. Identifikasi Masalah
Keberhasilan KBM menulis slogan, termasuk
yang telah diselenggarakan oleh guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak sangat
bergantung pada berbagai komponen yang dinilai vital di dalamnya. Termasuk
dalam komponen tersebut, yaitu pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi guru dan siswa serta tuntutan kompetensi dasar. Kekurangtepatan dalam
pemilihan model pembelajaran bukan saja akan berdampak pada kinerja guru
menjadi kurang efektif dan efisien tetapi juga pada kinerja siswa akan menjadi
kurang respon terhadap setiap tuntutan kompetensi dasar. Itu sebabnya tujuan
pembelajaran kurang tercapai dengan baik oleh setiap siswa, termasuk siswa
kelas V SD Negeri 2 Cimerak.
Berdasarkan hasil refleksi awal bersama
dengan teman sejawat, apa yang menjadi faktor penyebab proses KBM menulis
slogankurang berhasil mengantarkan seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
yakni dampak dari pemilihan model pembelajaran yang diupayakan guru kurang
tepat. Hal ini bukan saja telah berdampak terhadap kinerja guru menjadi kurang efektif
dan efisien dalam membelajarkan siswa, tetapi juga terhadap kinerja siswa
menjadi kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ketika mempelajari
setiap tuntutan pembelajaran, yang pada akhirnya banyak di antara mereka yang
kurang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan. Dari 41 orang siswa di kelas ini, hanya 8 orang siswa saja (19,51%)
yang dinyatakan mampu memenuhi tuntutan kriteria tersebut. Sementara selebihnya
dari mereka, yakni 34 orang siswa (80,49%) dinyatakan kurang berhasil
mencapainya. Sebab itulah, perlu dilakukan perbaikan KBM menulisslogan yang
berorientasi pada sebuah model yang tepat.
c. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, apa yang
menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.
Bagaimana
langkah-langkah menggunakan model pembelajaran konstruktivisme untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis slogan?
2.
Apakah
kemampuan siswa dalam menulis slogan meningkat setelah digunakan model
pembelajaran konstruktivisme?
d. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah
yang dihadapi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak
dalam menulis slogan akan diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran
konstruktivisme. Untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya kerjasama yang
sinergis antara guru dan siswa, dan juga antara guru pelaksana tindakan dengan
teman sejawat yang berperan sebagai kolabolator.
Penggunaan model
pembelajaran konstruktivisme dalam memecahkan masalah tersebut didasarkan pada
pertimbangan teoretis-praktis sebagai berikut.
1.
Secara
teoretis, Sanjaya (dalam Saud, 2008: 162) mengemukakan sebagai berikut.
1)
Model pembelajaran
konstruktivisme adalah suatu model pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran.
2)
Model pembelajaran
konstruktivisme adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru
menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata, memotivasi siswa untuk
belajar lebih baik agar berhasil mencapai tujuan.
3)
Adanya
tiga prinsip utama dalam model
pembelajaran konstruktivisme, yaitu saling ketergantungan,
diferensiasi, dan pengorganisasian. Melalui ketiga
prinsip ini, proses pembelajaran berlangsung secara bermakna bagi siswa dan
guru akan memperoleh kemudahan pada saat membelajarkannya.
2.
Secara
praktis, model pembelajaran konstruktivisme belum didayagunakan sebagaimana
mestinya oleh para guru yang mengajar di kelas V SD Negeri 2 Cimerak, khususnya
dalam KBM menulis slogan.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan
penelitian ini, yaitu untuk:
1.
meningkatkan
kinerja guru dan siswa dalam KBM menulis slogan;
2.
meningkatkan
kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis slogan;
3.
mengetahui
efektivitas penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam meningkatkan
kinerja guru dan siswa dalam KBM menulis slogan;
4.
mengetahui
efek positif penggunaan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis slogan.
f. Manfaat Penelitian
Manfaat yang
diharapkan dengan mengadakan penelitian ini, antara lain:
1.
Kinerja
guru dan siswa dalam proses KBM menulis slogan, dapat diperbaiki secara
bertahap.
2.
Kemampuan
siswa dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulis slogandapat terus
ditingkatkan.
3.
Dapat
ditemukan suatu model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam KBM menulis
slogan.
4.
Meningkatkan
kualitas sekolah sebagai institusi pendidikan, agar lebih berdaya guna dalam
mencapai hasil pembelajaran secara bermutu bagi siswa.
g.
Kajian
Teori dan Hipotesis Tindakan
1. Hakikat Menulis
Menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Selain itu dapat juga
diartikan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada
orang lain secara tertulis” (Suriamiharja, 1985: 2).
Sepandangan dengan
kedua ahli di atas, Widyamartaya (dalam Yudibrata, 1997: 40) mengemukakan
sebagai berikut “Menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dapat dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh penulis”.
2. Fungsi Menulis
Melalui
kegiatan menulis, seseorang dapat mencurahkan gagasan, pikiran dan
perasaannya.Dalam kegiatan berbahasa, fungsi utama menulis adalah alat
komunikasi secara tertulis dan tidak langsung.
Menurut Widyamartaya (dalam Yudibrata,
1997: 42), seperti dikutip berikut “Pada prinsipnya, fungsi utama dalam tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung.Sebagai
alat komunikasi secara tidak langsung, konteks tulisan harus dapat dipahami
benar oleh orang yang dituju”.
3. Tujuan Menulis
Secara sederhana, Suhendar (1997: 62)
mengemukakan beberapa tujuan dari menulis, seperti dikutip berikut.
1)
Menulis
bertujuan untuk menyampaikan pesan secara tulis kepada lawan komunikasi.
2)
Menulis
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berbahasa tulis.
3)
Menulis
bertujuan untuk mengaktualisasikan diri kepada orang lain melalui media
tulisan.
4)
Menulis
bertujuan untuk meningkatkan kreativitas diri, sehubungan dengan ide-ide
cemerlang yang disajikan secara cermat melalui bahasa tulis.
4. Manfaat Menulis
Sehubungan dengan manfaat dari
kegiatan ini, Akhadiah (1995: 4-5) mengemukakan rincian manfaat menulis,
sebagai berikut.
1)
Penulis
dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya.
2)
Penulis
dapat berlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan.
3)
Penulis
dapat lebih menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis.
4)
Penulis
dapat terlatih dalam mengorganisasikan secara sistematis serta mengungkapkannya
secara tersurat.
5)
Penulis
akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif.
6)
Dengan
menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan mudah memecahkan permasalahn,
yaitu dengan menganalisanya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
7)
Dengan
menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif, penulis menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekadar penyadap informasi dari orang
lain.
8)
Dengan
kegiatan menulis yang terencanakan, membiasakan penulis berpikir serta berbahasa
secara tertib dan teratur.
5. Menulis Slogan
Slogan adalah
perkataan atau kalimat pendek yang menarik dan menyolok serta mudah diingat
untuk memberikan sesuatu (KBBI, 2002:1080).Slogan biasanya ditulis dengan
kalimat pendek yang menarik, kata-kata singkat, dan jelas.
6.
Model Pembelajaran Konstruktivisme
1) Asas Model Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Nurhadi (2003:75) asas
konstruksivisme dalam pembelajaran adalah pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan Bukanlah separangkat
fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat”. Manusia
harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu
memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah
ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan
suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi
itu menjadi milik mereka sendiri.
2)
Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Sa’ud (2008:173),
tahapan model pembelajaran konstruktivisme, meliputi empat tahapan, yaitu:
invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi,
dan pengambilan tindakan.
Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan
pengetahuan awalnya tentang konsep yang dipelajari. Bila perlu guru memancing
dengan memberikan pertanyaan yang problematik tentang fenomena kehidupan
sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang
mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mengomunikasikan, mengikutsertakan
pemahamannya tentang konsep tersebut.
Tahap eksplorasi, siswa diberi
kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan,
pengorganisasian, penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok siswa melakukan
kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang dibahas. Secara keseluruhan,
tahapan ini akan memenuhi rasa keingintahuan sista terhadap fenomena di
lingkungan sekelilingnya.
Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan
penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah
dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan atau ringkasan.
Tahapan pengambilan tindakan, siswa dapat membukat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi
dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran, baik secara
individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
b. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah
penelitian dan kajian teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut “Kemampuan siswa
dalam menulis slogan meningkat setelah digunakan model pembelajaran
konstruktivisme”.
E. Metodologi Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten CiamisTahun Pelajaran 2011/2012, yang terdiri atas
20 orang siswa berjenis kelamin perempuan dan 21 orang siswa berjenis kelamin
laki-laki, yang sedang menempuh semester 2 dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
b. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis.Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
pengelolaan proses KBM menulis slogan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan
dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011/2012,yaitu bulan Januari sampai
dengan Maret 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar efektif di kelas.
d. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan
melalui duasiklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam menulis sloganberdasarkan model pembelajaran konstruktivisme.
e. Sumber Data
Sumber data
penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan kolabolator.
f. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan diskusi.
1.
Tes
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam memenuhi
setiap tuntutan KBM menulis slogan yang
menunjukkan hasil belajarnya.
2.
Observasi
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajarsiswa dalam KBM menulis sloganberdasarkan
model pembelajaran konstruktivisme yang menunjukkan proses kebermaknaan proses
belajarnya.
3.
Wawancara
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi KBM
menulis sloganyang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme.
4.
Diskusi
antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
g. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan
pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.
Kemampuan
siswa dalam menulis slogan yang menunjukkan hasil belajarnya: dengan
menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.
Kebermaknaan
proses belajar siswa yang menunjukkan aktivitas belajarnya dalam PBM: dengan
menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.
Implementasi
KBM menulisslogan yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme, dengan caramenganalisis tingkat keberhasilan, kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
F.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a.
Siklus I
Pelaksanaan KBM menulis sloganyang
disajikan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I,
sudah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak.Tidak setiap
tahapan yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru dan siswa.Namun, cukup
membawa peruabahan pada aktivitas dan hasil belajar siswa.Berdasarkan catatan
hasil pengamatan yang telah dilakukan teman sejawat, diperoleh gambaran sebagai
berikut.
1.
Aktivitas
belajar siswa yang menunjukkan kebermaknaannya dalam memenuhi setiap tuntutan
proses pembelajaran yang diharapkan, masih kurang sesuai dengan tahapan-tahapan
belajar yang sudah direncanakan. Hal ini disebabkan oleh guru belum terbiasa
mengelola pembelajaran berdasarkan pola model pembelajaran konstruktivisme.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak.Perolehan
nilai aktivitas belajar siswa dalam KBM menulis sloganyang
disajikan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I, yakni 16 orang siswa (39,02%) mendapat
nilai 7,5 atau 75, dan 25 orang siswa lainnya
(60,08%) mendapat nilai
8,13 atau 81. Lebih jelasnya pada pada
tabel berikut ini disertakan nilai aktivitas belajar untuk masing-masing siswa.
Tabel 4.1Perolehan Nilai Aktivitas Belajar
Siswa pada Siklus I
No
|
Subjek
|
Aktivitas Belajar
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
2
|
Subjek 02
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
5
|
Subjek 05
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
6
|
Subjek 06
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
7
|
Subjek 07
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
8
|
Subjek 08
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
9
|
Subjek 09
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
10
|
Subjek 10
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
11
|
Subjek 11
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
12
|
Subjek 12
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
14
|
Subjek 14
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
15
|
Subjek 15
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
16
|
Subjek 16
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
18
|
Subjek 18
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
21
|
Subjek 21
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
22
|
Subjek 22
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
23
|
Subjek 23
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
24
|
Subjek 24
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
25
|
Subjek 25
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
26
|
Subjek 26
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
27
|
Subjek 27
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
28
|
Subjek 28
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
30
|
Subjek 30
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
12
|
7.5
|
31
|
Subjek 31
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
32
|
Subjek 32
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
12
|
7.5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.33
|
34
|
Subjek 34
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
12
|
7.5
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
13
|
8.13
|
37
|
Subjek 37
|
2
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
38
|
Subjek 38
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
13
|
8.13
|
39
|
Subjek 39
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
12
|
7.5
|
40
|
Subjek 40
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
41
|
Subjek 41
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
2
|
13
|
8.13
|
Keterangan:
A : Belajar
Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar
Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Autenthic Assessment
2. Hasil belajar siswa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memenuhi setiap tuntutan KBM menulisslogan yang disajikan
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I cukup
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni
6,0 atau 60. Namun hasil belajar pada siklus I ini masih dirasa kurang
memuaskan. Perolehan nilai terkecil, yaitu 6,67 atau 66. Siswa yang mendapat
nilai tersebut ada 12 orang (29,26%). Perolehan nilai tertinggi, yaitu 8,33
atau 83, yang diberikan kepada 11 orang siswa (26,82%). Selain itu, ada 18
orang siswa (43,90%) yang memperoleh nilai 7,5 atau 75. Adapun perolehan nilai
hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti tertuang pada tabel
berikut.
Tabel
4.2
Perolehan
Nilai Hasil Belajar Siswa dalam
Menulis Slogan pada Siklus I
No
|
Subjek
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
2
|
Subjek 02
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
5
|
Subjek 05
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
6
|
Subjek 06
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
8
|
Subjek 08
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
9
|
Subjek 09
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
10
|
Subjek 10
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
12
|
Subjek 12
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
14
|
Subjek 14
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
15
|
Subjek 15
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
18
|
Subjek 18
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
21
|
Subjek 21
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
22
|
Subjek 22
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
24
|
Subjek 24
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
25
|
Subjek 25
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
26
|
Subjek 26
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
28
|
Subjek 28
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
30
|
Subjek 30
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
31
|
Subjek 31
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
34
|
Subjek 34
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
2
|
2
|
1
|
40
|
6,67
|
37
|
Subjek 37
|
3
|
2
|
1
|
2
|
40
|
6,67
|
38
|
Subjek 38
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
40
|
Subjek 40
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
41
|
Subjek 41
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
Keterangan:
A: pilihan kata
B: penggunaan kalimat
C: penggunaan EYD dan
tanda baca
D: kejelasan maksud
yang disampaikan
Skor 1: kurang mampu; Skor
2: cukup mampu; danSkor 3: mampu
3.
Kekurangaktifan
sebagian besar siswa dalam KBM menulis sloganyang disajikan dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme pada siklus I, disebabkan oleh aktivitas guru
dalam membelajarkan mereka. Dengan demikian, guru dinilai kurang mampu
mengelola KBM menulis slogan yang disajikan dengan menggunakan pendekatan
tersebut. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kekakuannya
itu.
b. Siklus
II
Proses KBM menulis slogandengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus II sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengamatan dan penilaian serta
catatan para pengamat, aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II
menunjukkan lebih baik dari siklus I. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai
berikut.
1.
Siswa
tampak lebih aktif, baik pada saat belajar mengonstruksi materi ajar, belajar
menemukan kesalahan penulisan dalam karangan, belajar bertanya sehubungan
dengan hal-hal yang kurang dipahaminya kepada guru, belajar meniru model
sehubungan dengan menulis slogan, belajar bekerja sama dalam kelompok saat
menyelesaikan bahan penugasan, belajar merefleksi hasil pekerjaan, maupun pada
saat belajar dinilai kemampuannya secara nyata. Aktivitas belajar siswa bisa seperti
ini karena adanya bimbingan dan arahan secara intensif dari guru. Guru tidak
lagi merasa kaku, karena sebelumnya telah mempersiapkan segala sesuatunya, agar
proses KBM menulis sloganyang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme pada siklus II dapat berlangsung dengan baik. Atas dasar itu
pengamat memberikan penilaian seperti itu terhadap aktivitas belajar siswa. Perolehan
nilai aktivitas belajar siswa dalam KBM menulis sloganyang
disajikan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus II, yakni 5 orang siswa (12,19%) mendapat
nilai 8,13 atau 81, dan
36 orang siswa lainnya (87,81%) mendapat nilai
8,75 atau 87. Lebih
jelasnya mengenai penilaian aktivitas belajar masing-masing tersebut tertuang
pada pada tabel berikut.
Tabel
4.3
Perolehan
Nilai Aktivitas Belajar Siswa
pada
Siklus II
No
|
Subjek
|
Aktivitas Belajar
|
Jmlh
|
Nilai
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
2
|
Subjek 02
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
3
|
Subjek 03
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
4
|
Subjek 04
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
5
|
Subjek 05
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
6
|
Subjek 06
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
8
|
Subjek 08
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
9
|
Subjek 09
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
10
|
Subjek 10
|
2
|
4
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
14
|
8.75
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
12
|
Subjek 12
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
14
|
Subjek 14
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
15
|
Subjek 15
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
18
|
Subjek 18
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
19
|
Subjek 19
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
20
|
Subjek 20
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
21
|
Subjek 21
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
22
|
Subjek 22
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
24
|
Subjek 24
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
25
|
Subjek 25
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
26
|
Subjek 26
|
2
|
4
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
14
|
8.75
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
28
|
Subjek 28
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
30
|
Subjek 30
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
31
|
Subjek 31
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
14
|
8.75
|
34
|
Subjek 34
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
2
|
13
|
8.13
|
35
|
Subjek 35
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
36
|
Subjek 36
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
3
|
14
|
8.75
|
37
|
Subjek 37
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
38
|
Subjek 38
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
13
|
8.13
|
40
|
Subjek 40
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
41
|
Subjek 41
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
14
|
8.75
|
Keterangan:
A : Belajar
Mengonstruksi
B : Belajar Berinkuiri
C : Belajar Bertanya
D : Belajar
Bekerjasama
E : Belajar dari Model
F : Belajar Merefleksi
G: Belajar Autenthic Assessment
Skor 1: kurang
Skor 2: sedang
Skor 3: baik
Skor 4: sangat baik
2. Hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses KBM menulis sloganyang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari
nilai evaluasi yang diperoleh keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 6,0 atau 60. Nilai terendah hasil
belajar siswa pada siklus II, yaitu 7,5 atau 75, sedangkan nilai tertinggi yang
dicapai oleh siswa, yaitu 9,17 atau 91. Nilai terendah dan nilai tertinggi
tersebut berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah
ditetapkan sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 7,5 atau 75 hasil belajarnya
sebanyak 10 orang (24,39%). Siswa yang
meperoleh nilai 8,33 atau 83 hasil belajarnya sebanyak 16 orang (39,02%). Siswa
yang memperoleh nilai 9,17 atau 91 sebanyak 15 orang (36,58%). Lebih jelasnya
mengenai nilai perolehan hasil belajar masing-masing siswa tersebut, seperti
tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa
dalamMenulis Sloganpada Siklus II
No.
|
Subjek
|
Kriteria Penilaian
|
Jmlh
|
Nilai
Akhir
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
Subjek 01
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
2
|
Subjek 02
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
3
|
Subjek 03
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
4
|
Subjek 04
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
5
|
Subjek 05
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
6
|
Subjek 06
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
7
|
Subjek 07
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
8
|
Subjek 08
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
9
|
Subjek 09
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
10
|
Subjek 10
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
11
|
Subjek 11
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
12
|
Subjek 12
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
13
|
Subjek 13
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
14
|
Subjek 14
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
15
|
Subjek 15
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
16
|
Subjek 16
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
17
|
Subjek 17
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
18
|
Subjek 18
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
19
|
Subjek 19
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
20
|
Subjek 20
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
21
|
Subjek 21
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
22
|
Subjek 22
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
23
|
Subjek 23
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
24
|
Subjek 24
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
25
|
Subjek 25
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
26
|
Subjek 26
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
27
|
Subjek 27
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
28
|
Subjek 28
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
29
|
Subjek 29
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
30
|
Subjek 30
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
31
|
Subjek 31
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
32
|
Subjek 32
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
33
|
Subjek 33
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
34
|
Subjek 34
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
35
|
Subjek 35
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
36
|
Subjek 36
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
9,17
|
37
|
Subjek 37
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
38
|
Subjek 38
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
7,5
|
39
|
Subjek 39
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
40
|
Subjek 40
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
41
|
Subjek 41
|
3
|
3
|
2
|
2
|
50
|
8,33
|
Keterangan:
A: pilihan kata
B: penggunaan kalimat
C: penggunaan EYD dan tanda baca
D: kejelasan maksud yang disampaikan
Skor 1: kurang mampu; Skor 2: cukup mampu;
dan Skor 3: mampu
3. Keaktifan siswa dalam KBM
menulisslogan yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme pada siklus II, disebabkan oleh aktivitas guru dalam mengelola
setiap tahapan meningkat ke arah yang diharapkan. Oleh karena itu, pada siklus
II tidak lagi ditemukan adanya siswa yang merasa kaku dalam menempuh setiap
tahapan pembelajaran. Dengan demikian, menjadi jelaslah bahwa adanya
peningkatan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran bukan saja telah
membawa dampak positif pada aktivitas belajar siswa tetapi juga terhadap hasil
belajarnya pun telah memberi dampak yang positif.
b.
Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian
ini sangat penting. Dengan membahas hasil penelitian ini akan diperoleh suatu
gambaran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Selain
itu, efektivitas perlakuan (treatement)
yang diterapkan pun dapat diketahui.Perlakuan dimaksud, yaitu model
pembelajaran konstruktivisme.Penerapan pendekatan ini diupayakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam KBM menulis slogan.
KBM menulis sloganyang disajikan dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivismedilaksanakan dalam dua
siklus.Sebelum guru dan siswa melaksanakan KBM menulis slogandengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang
diharapkan, baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajar siswa.Sebagian
besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar menulis slogan.Hal
ini disebabkan oleh pendekatan yang digunakan guru dalam KBM menulis sloganpada
saat itu, kurang tepat.Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang
memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60. Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya
8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa
(80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil
belajar siswa setelah mengikuti KBM menulis sloganyang disajikan dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivisme, yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus.Pada siklus I, aktivitas belajar siswa lebih bermakna. Kebermaknaan aktivitas
belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah model pembelajaran
konstruktivisme, seperti belajar mengonstruksi (constructivism), belajar berinkuiri (inquiry), belajar bertanya (questioning),
belajar bekerja sama (community learning),
belajar melalui model (modeling),
belajar merefleksi (reflecting), dan
belajar dinilai yang sebenarnya (authenticassessment).
Dampak dari aktivitas belajarnya itu, pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan
hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan, meski peningkatannya tidak begitu tinggi.Oleh karena itu, untuk
lebih mengoftimalkan aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II KBM menulis sloganyang
disajikan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme terjadi lagi
perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas
maupun hasil belajarnya. Aktivitas belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih
menyenangkan.Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih
baik daripada siklus I. Bahkan pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa
melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan
melalui grafik berikut.
Grafik 1
NilaiAktivitas
dan Hasil Belajar Siswa
Grafik 1
Terjadinya peningkatan ke arah yang
lebih baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBM
menulisslogan yang disajikan dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua
siklus tersebut berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan
siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh
peningkatan yang lebih baik.
G.
Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Setelah
menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.
Langkah-langkah
penggunaan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis slogan, yakni: (1) belajar mengonstruksi, (2) belajar
bertanya, (3) belajar menemukan, (4) belajar bekerja sama, (5) belajar dari
model, (6) belajar merefleksi, dan (7) belajar menilai sebenarnya. Keseluruhan
langkah tersebut, direncanakan dan dilaksanakan secara terintegrasi dalam
rangkaian kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan seluruh siswa belajar
secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini sudah diupayakan oleh
guru pelaksana tindakan. Meski secara bertahap, namun pasti telah memberi dampak
positif pada aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak dalam meresfon
setiap tuntutan pembelajaran menulis slogan.
2.
Aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak dalam KBM menulis slogan,
meningkat secara bertahap setelah digunakan model pembelajaran konstruktivisme.
Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa ditandai oleh tumbuhkembangnya
peran aktif siswa dalam pembelajaran dan meningkatnya kemampuan memenuhi setiap
tuntutan pembelajaran.
b. Saran
Dengan telah
terbuktinya model pembelajaran konstruktivismedapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis slogan, maka diajukan saran dan upaya tindak lanjut sebagai
berikut.
1.
Penggunaan
model pembelajaran konstruktivisme sebaiknya mempertimbangkan konteks
permasalahan yang menjadi kesulitan siswa dalam memenuhi suatu tuntutan pembelajaran
tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar terhindar dari proses pembelajaran yang
tidak diharapkan.
2.
Penggunaanmodel
pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan siswa yang menjadi
subjek penelitian ini dalam menulis slogan, dinilai cocok, tetapi belum tentu
pada siswa yang lain. Meski demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu
ditingkatkan terkait dengan aktivitas belajar siswa untuk bertanya jawab dengan
sesama maupun dengan guru. Demikian pun dalam belajar bekerjasama dalam
kelompok dan belajar merefleksi hasil pekerjaan, pada beberapa orang siswa di
kelas ini dinilai masih kurang. Untuk itu ke depan perlu dilakukan suatu upaya
tindak lanjut yang tepat, agar mereka keluar dari permasalahan ini. Kepada guru
dan siswa, baik yang ada di SD Negeri 2 Cimerakmaupun di luar yang ingin
mencoba menerapkan pendekatan ini disilakan, karena sudah terbukti kesulitan
yang dihadapi penulis dan siswa binaan dapat diatasi melalui pendekatan ini.
H.
Daftar Rujukan
Akhadiah, Sabarti. 1999. Pembinaan
Kemampuan Menulis. Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen
Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk SD,
SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pioner.
Hermawan,
Asep. 2010. Laporan Penelitian terhadap
Proses dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar (Studi Kasus di SD di Wilayah Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya).
Tidak Dipublikasikan.
Heryadi, Dedi. 2008. Metode
Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Kunandar.
2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru
Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran. Bandung:Rosda.
Mulyasa,
E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh.2007.
Otonomi Pendidikan dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Pendekatan
Contextual Teaching and Learning. Malang:IKIP Malang.
Rusyana,
Yus. 1995. Bahasa dan Sastra dalam
Gamitan. Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung:Prenada.
Sanjaya,
Wina. 2007. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: Prenada.
Saud, S. U. 2008. Inovasi
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Suherli.
2010. Menyusun Karya Ilmiah.
Bandung:Yrama Widya.
Sukidin.
2007. Prosedur dan Implementasi
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar
Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Trianto. 2007. Model-pendekatan Berorientasi Konstruktivisme. Bandung: Algensindo.
Widyamartaya.
2007. Membina Keterampilan Menulis.
Bandung: Algensindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar